Sabtu, 07 Desember 2013

Keinginanku bukanlah kebutuhanku

Ilustrasi
Pernah suatu ketika saya berpikir, "mungkin dengan memilikinya maka hidup ini telah lengkap". Namun ternyata saya salah, karena tidak semua keinginan adalah suatu kebutuhan. Dan sekarang saya sadar, meski sudah agak sedikit terlambat untuk menyadari bahwa itu adalah sebuah kesalahan, namun saya yakin bahwa ini adalah suatu hal yang belumlah terlambat untuk di jadikan sebuah barometer untuk memulai suatu hal yang baru. Mengingat hidup di era jahiliyah (baca : moderen / globalisasi) seperti sekarang ini, saya merasa masih beruntung karena tidak sampai terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh barat yang mereka anggap model, gaul alias tidak jadul dll. Meski sempat hampir terpengaruh, yaitu ketika keinginan untuk memilikinya, akan tetapi, intinya tidak sampai terpengaruh (hingga catatan ini di publish)

Ketika saya tidak memilikinya, mereka menganggap bahwa saya gagal. Namun saya berpikir tidak demikian, saya tidaklah gagal, namun saya berhasil. Berhasil menjaga diri dan derajat keyakinan. Karena saya bepikir bahwa saya adalah salah satu dari sebagian kecil pemuda yang masih di jaga oleh yang menjaga saya dan di sayangi oleh yang menyayang saya. Hal ini karena saya yakin dengan semua yang telah di janjikan-Nya. Bagaimana mungkin saya bisa berkata "saya percaya dan yakin dengan-Nya" tetapi di sisi yang berbeda saya mendustakan janji-Nya. untuk sebagian orang ('awam) mungkin berpendapat, dengan memilikinya seolah-olah syurga dunia telah mereka miliki. Tetapi mereka tidak tahu bahwa yang mereka miliki sekarang bukanlah syurganya dunia tetapi investasi saham kemurkaan-Nya (baca : neraka). Itulah mereka yang disebut 'awamul 'awam (sebuah istilah yang di lahirkan oleh personil dadafa alias RIMBA -Rimueng Balee-).

Memang, saya tidak menafikan bahwa keinginan untuk memilikinya itu ada. Akan tetapi saya sadar, bahwa dia yang saya inginkan sekarang bukanlah kebutuhan saya untuk saat ini. Itu hanyalah salah satu jebakan dari sekian banyak jebakan yang diciptakan untuk menjebak. Karena dia yang menjebak telah berjanji pada-Nya untuk menjebak sekalian anak cucu nenek moyangnya kita dan juga nenek moyangnya cik tu - cik tu kita (baca : Nabi Adam As) untuk di jadikan teman olehnya di dalam rumah yang telah di janjikan-Nya untuk dianya penjebak. Oleh karena itu, saya (oleh orang tua saya), pembaca (oleh orang tua pembaca masing-masing) dan kita semua yang merasa manusia (oleh Allah SWT melalui Rasulullah Shal'am) di tuntut untuk jak beut (menuntut ilmu agama) untuk dapat membedakan antara emas dan tahi (kotoran). Memang, emas dan tahi itu sama-sama berwarna kuning, akan tetapi, tidak semua yang berwarna kuning itu adalah emas. Dan juga dapat bergaul dengan orang yang nyata dianya itu orang (bukan orang-orangan).

*Hanya coretan di saat suntuk. Semoga bermanfaat untuk saya dan pembaca sekalian.

wassalam
Jum'at, 23 Maret 2012 di Warkop seputaran Ilie - Pangoe
Ahmad Kamil Banz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar